Akhir-akhir
ini para pengamat media mulai bertebaran. Semuanya mengeluhkan dengan
pemberitaan yang ndak pernah kredibel. Mengejar banyaknya klik dari netizen. Twitter dan Facebook jadi ladang yang “Pasti
Pas” untuk para pengusaha berita online. Rata-rata dari mereka mengeluarkan
headline dengan bahasa yang cukup dramatis. Penuh muslihat. Tapi tak menipu.
Mengaburkan pandangan jika hanya dibaca judulnya saja. Tapi, isinya sih ndak
dekat dengan kesempurnaan juga. Mungkin para pengusaha berita online ini adalah
tipe pacar yang baik. Karena prinsip mereka ialah “yowes tho, seng penting
ngabarin”. Terserah mau beritanya akurat apa tidak, yang penting tulis kabar,
dari narasumber antah berantah, ndak ada kejelasan, penuh dengan prinsip ndlahom-nya, lalu sajikan dengan
headline yang mengundang fitnah atau headline yang dramatis. Maka disajikan
asupan berita ini ke ratusan juta rakyat Indonesia yang udah move on dari
“Dunia Dalam Berita” ke berita online di ponsel pintar mereka. Ponselnya saja
yang pintar.
Maka dengan
ini, mari kita kaji tipe-tipe pembaca berita online yang tersebar di seluruh
jagad raya Indonesia tertjinta ini.
1. Tipe pembaca gemes
Ini adalah
tipe rakyat Indonesia yang suka gemes, geram, dan chibi-chibi, kalau melihat
berita yang merugikan hal yang dibelanya. Konon setelah membaca berita online
itu, mereka akan langsung percaya, tanpa mau memastikan kebenarannya. Lalu
mereka akan mengucapkan “iiih sebel deh, ini pasti konstipasi. Eh konspirasi”.
Mereka akan geram sambil mengucek-ngucek bagian bawah baju mereka. Lalu dengan
sigap, mereka akan share berita ini di media social mereka (yang padahal ndak
banyak juga followersnya, dan rata-rata followers mereka ialah satu tim yang
sama). Lalu mereka pun ndak kalah dramatis dari si berita online dalam
menebarkan ke-gemes-an mereka lewat
caption-sharingnya. Makin sempurnalah “keabsahan” berita online ini.
Tipe pembaca
seperti ini susah dihentikan, karena biasanya mereka akan terus mencari dan
hanya percaya pada berita yang mbikin dia gemes, walaupun berita peristiwa yang
sebenarnya sudah terbit. Saking gemesnya,
membaca headlinenya saja mereka sudah berani share dengan caption gemesnya, padahal isinya saja belum
dibaca.
2. Tipe pembaca anti gemes
Gampangnya,
ini adalah musuhnya para pembaca gemes.
Mereka juga biasanya gemes sih. Gemes kalau ngeliat sharing-sharing gemes oleh pembaca gemes. Lalu tipe ini biasanya akan membaca berita online tersebut,
dan mulai menggeleng-gelengkan kepala mereka. Lalu dengan sabar mencari berita
kontra yang lebih adem dan yang lebih mendekati fakta, menurut mereka. Dan
sebagian dari mereka akan mencoba meluruskan dengan share tandingan, tanpa caption gemes, dan berkicau pada twitter
mereka.
Tipe pembaca
seperti ini memiliki kadar suudzhan yang tinggi, sampai mereka mencari ratusan
berita online terkait, demi sebuah kebenaran yang fakta. Konon penyaringan
berita oleh tipe ini melebihi penyaringan minyak goreng SunCo yang bisa
diminum. Padahal lebih enak minum air putih daripada minum minyak goreng.
3. Tipe Pembaca Budiman
Ini adalah
tipe pembaca yang paling kalem. Tapi tidak kelam. Mereka biasanya membaca
seluruh berita online yang ada. Baik yang gemes
maupun anti gemes. Bagi tipe ini ndak
perlu share sana-sini. Mereka ndak pernah absolut percaya pada berita online
yang dibacanya. Baik yang gemes
maupun anti gemes. Tipe ini
beranggapan bahwa, pada dasarnya manusia
hanya mau membaca berita yang memang dia inginkan dan harapkan. Manusia
akan mencari berita yang sesuai dengan default
kesukaannya. Fanatisme dan gengsi manusia terkadang membutakan suatu kebenaran peristiwa
yang memang benar terjadi. Sini saya beri contoh, perokok taat HANYA akan terus
mencari artikel tentang rokok yang ndak akan pernah membunuhmu, sedangkan para
anti rokok HANYA akan terus berkampanye dengan artikel-artikel mereka bahwa
rokok lebih berbahaya daripada nuklir.
Maka ndak ada
yang perlu disalahkan, baik pembaca gemes maupun pembaca anti gemes. Dua-duanya benar, menurut masing-masing
tipe tersebut. Kesalahan terjadi ketika dua tipe ini saling menyerang, memaki,
dan menyakiti hati manusia lainnya. Maka tipe pembaca budiman memilih untuk
cerdas. Membaca berita dengan cerdas dan kalem. Sesekali ngudud. Hehehe. Dan bagi tipe ini, kebenaran absolut bukan milik
berita online, tapi hanya milik Tuhan. Tuhan yang mana? Terserah pembaca
budiman mau percaya Tuhan yang mana.
Salam gemes.